Akhir abad ke-19, Batubara di Ombilin Sawahlunto ditemukan dan dieksploitasi oleh kolonial Belanda.
Infrastruktur kereta api mulanya dibangun untuk menunjang distribusi hasil eksploitasi, bukan untuk kepentingan masyarakat lokal.
Pembangunan yang memaksa beribu-ribu tenaga kerja paksa harus bekerja dalam kondisi buruk dan tidak manusiawi.
Di balik pengakuan dunia dan upaya merawat warisan budaya ini, terdapat kisah derita nenek moyang kita.
Hal itu menuntut kita untuk mengungkap dan menceritakan kembali sejarah yang sesungguhnya. Bukan hanya mengenang, tapi juga menghormati dan memberi pengakuan yang layak atas perjuangan mereka.
Stasiun Kayutanam yang kini jadi salah satu ikon penting dari WTBOS, adalah saksi bisu masa kelam tersebut.
“Kita mesti melihat masa lalu dengan kacamata yang kritis jika ingin membaca narasi lokal dan mengupayakan dekolonialisasi. Kita harus mengakui warisan yang dirayakan hari ini adalah hasil perjuangan dan penderitaan masa lalu. Dengan kesadaran ini, kita bisa merajut paco-paco (perca-perca) dari narasi lokal yang kerap kali terabaikan dan membangun masa depan yang lebih baik,” jelas Mahatma.