Hingga tanggal 20 Maret, penularan terdeteksi lagi.
“Ini sudah diduga, kata Crisanti. “Berdasarkan ukuran apa karantina dicabut? tanyanya.
“Jika karantina didasarkan hanya pada penurunan jumlah pasien, berarti yang tak bergejala dikecualikan. Ini artinya, wabah akan kembali.
Crisanti mengakui bahwa eksperimen di Vo’ Euganeo yang memakan biaya US$160.000 (sekitar Rp2,4 miliar) dibiayai oleh pemerintah setempat tidak bisa diterapkan di kota yang lebih besar.
Namun ini bisa memastikan pengendalian penyebaran virus di tingkat lingkungan tempat tinggal, dengan cepat mengidentifikasi wabah dan mengisolasi kemungkinan penyebaran.
Menurut Crisanti, ini sama dengan apa yang dilakukan di Korea Selatan.
Sementara ini, wilayah Veneto meluncurkan program yang juga dipimpin oleh Profesor Crisanti untuk melakukan pemeriksaan kepada orang-orang berisiko tinggi seperti petugas kesehatan, polisi, pegawai supermarket dan supir bus.
Tujuan tes ini, menurut pemerintah setempat, adalah melakukan tes harian kepada 13.000 orang sebelum akhir pekan ini.
Dengan eksperimen ilmiah ini bisa membuktikan yang terbaik di Italia.*(vmi/detiknews)