Padangpariaman, Kabarin.co – Ribuan warga Padang Pariaman dan sekitarnya memadati tanah lapang di samping Stasiun Kayutanam pada malam puncak Galanggang Arang #4 Kayutanam, Sabtu, 20 Juli 2024.
Mereka sengaja datang untuk menonton sanak saudara mereka yang tampil pada malam itu.
Berbagai tradisi seni budaya warisan anak nagari di Padang Pariaman dan Pariaman secara kebudayaan ditampilkan.
Ada Kesenian Indang dari Komunitas Tradisi Padang Pariaman, Silek Bungo Rimbo Panjang, Randai dari Sanggar Umbuik Mudo, Pertunjukan Seni Katumbak oleh Eri Susanti dan Pertunjukan Kureta Mandaki oleh 154 penabuh Gandang dari 21 Sanggar Gandang Tambua Tansa se-Padang Pariaman.
Keseluruhannya merupakan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Ada pertunjukan musik dari Sanggar Seni Dayung-Dayung dan Orkes Taman Bunga.
Mereka ikut serta menarasikan tentang ingatan kolektif soal Warisan Budaya Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS).
Anduang Rosmailini (92 tahun), seniman Orkes tahun 1950 – 1970-an ikut juga menampilkan tutur dan senandung kereta tentang kecelakaan kereta api Lembah Anai tahun 1944 dan 1945.