Hadi Joban: Saya Bukan Aktivis Syiah

Nasional5 Views

kabarin.co – Beberapa media yang menuduh Hadi Joban aktivis Syiah yang menginginkan separatisme. Lalu Ketua PBNU, Said Aqil Siradj yang tak tahu menahu pangkal masalahnya, dimintai keterangan dan memberi pernyatan yang keliru. Menyebabkan Hadi Joban merasa dirugikan. Dia menjawab beberapa media yang memberitakan secara keliru, menyesatkan dan tanpa konfirmasi. Hadi Joban, juga sudah mempersiapkan pengaduan ke Dewan Pers, mengadukan ke polisi atau juga melakukan gugatan kepada media yang tak mau memuat bantahannya, atau meminta maaf atas kekeliruan beritanya.

Di bawah ini pernyataan dan bantahan Hadi Joban

, Saya sungguh terkejut dan prihatin ketika membaca laporan situs Kantor Berita PolitikRMOL.co bertajuk “Aktivis Syiah Serukan Bali Merdeka, Ketum PBNU: Itu Tidak Boleh Didiamkan!”. Laporan tersebut mendiskreditkan pribadi saya, merugikan komunitas Syiah di Indonesia, dan yang lebih berbahaya, memprovokasi prasangka berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Laporan itu juga menunjukkan cara kerja RMOL.co yang tidak profesional dan sarat dengan asumsi serta prasangka (prejudice) berdasarkan SARA.

Untuk itu, saya menyatakan hal-hal sebagai berikut.

Pertama, saya bukan aktivis Syiah. Aktivitas saya selama ini didasarkan pada komitmen dan kepedulian saya kepada kemanusiaan dan keadilan, bukan dorongan-dorongan emosi berdasarkan SARA. Isu apa pun akan saya perjuangkan sepanjang berkaitan dengan kemanusiaan dan keadilan dalam maknanya yang luas.

Kedua, adalah sungguh sebuah kesalahan ketikaRMOL.co membuat kesimpulan bahwa keterlibatan saya dalam demonstrasi-demonstrasi Human Rights Alliance menentang kekejaman rezim despotik Arab Saudi menunjukkan saya Syiah. HRA tidak pernah menyebut dirinya organisasi Syiah. Lagipula, apakah mesti menjadi Syiah untuk memprotes kekejaman terhadap rakyat Yaman atau manusia di mana pun? Apakah protes terhadap Saudi meniscayakan pemrotesnya menjadi Syiah? Pertanyaan-pertanyaan dasar itu mestinya bisa dijawab oleh reporter dan redaktur RMOL.co sebelum menuliskan laporan tersebut.

Ketiga, saya memprotes cara kerja RMOL.co yang tidak mematuhi prinsip-prinsip dan kode etik jurnalistik. RMOL.co harus repot-repot meminta tanggapan Ketua Umum PB NU, KH Said Aqil Siradj sementara pada saat yang sama tidak meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada saya, Hadi Joban, orang yang jelas-jelas dituding RMOL.co sebagai “aktivis Syiah” dan “penyeru separatisme”. RMOL.co pun hanya mengandalkan kutipan dari akun sebuah situs media sosial, Facebook tanpa sedikit pun mencoba mengonfirmasi apakah situs memang benar milik saya atau bukan. Bagi saya, cara kerja seperti ini menunjukkan kemalasan jurnalistik—untuk tidak menyebutnya kebodohan jurnalistik—dari redaksi RMOL.co.

Berdasarkan hal-hal tersebut, saya menuntut redaksi RMOL.co untuk memuat lengkap pernyataan saya ini di halaman utama situsRMOL.co dan meminta maaf kepada saya dan Human Rights Alliance, dan komunitas Syiah di Indonesia. Demi menghormati Undang-Undang Pers, maka saya akan mengadukan RMOL.co kepada Dewan Pers.

Demikian pernyataan sikap saya.

Jakarta, 25 September 2016

Hadi Joban

(indonesiapolicy)

Baca Juga:

Aktivis Hadi Joban: Gua Pasti Lawan Penindasan!

Hadi Joban vs Said Aqil Siradj : Saat Pejuang Kemanusiaan Dikriminalisasikan