Said Aqil Siradj, Badan Intelejen Negara dan Taipan Tomi Winata

Kriminal5 Views

kabarin.co – Aksi anti reklamasi Teluk Benoa, Bali dituding polisi berkaitan dengan isu separatisme. Lalu, Humas Polda Bali, menuding beberapa aktivis mengobarkan semangat separatisme. Salah seorang yang disebut, nama Hadi Joban.

Setelah nama Hadi Joban disebut polisi Bali. Berikutnya berita di RMOL.co dan merdeka.com menyebut menyambungkan aktivitas Hadi Joban, sebagai demonstran anti peperangan dan kekerasan, sebagai aktivis Syiah (baca : Hadi Joban : Saya Bukan Aktivis Syiah). Bukan hanya itu media tersebut meminta pernyataan dari Ketua PBNU, Said Aqil Siradj. Terlalu naif kalau menyebut Said Aqil, tidak mengetahui informasi tentang unjuk rasa anti reklamasi Teluk Benoa itu. Lalu mengapa Said Aqil ikut menghubungkan Hadi Joban, Syiah dan isu separatisme?

said-ali

Seperti kita ketahui Said Aqil adalah pendukung As’ad Ali, bekas pimpinan Badan Intelejen Negara (BIN), yang ambisi menjadi Ketua BIN, namun gagal. Saat kematian aktivis HAM, Munir Thalib, As’ad Ali menjabat wakil ketua BIN, saat itu KaBIN, A.M.Hendropriyono. As’ad Ali juga pernah menduduki kursi pimpinan di PBNU. Bisa jadi mengaitkan demonstrasi anti reklamasi Teluk Benoa, Syiah dan separatisme adalah agenda intelejen (baca BIN) yang ingin terjadi konflik horizontal. Lalu, aparat keamanan juga yang memperoleh “keuntungan” dengan “memadamkan” konflik tersebut.

tomi-winata

Isu separatisme dalam demonstrasi anti reklamasi Teluk Benoa, adalah cara-cara untuk melemahkan gerakan tersebut. Beruntung sekali forBali tak terpengaruh dan lemah karena isu separatisme. Seperti kita ketahui, proyek reklamasi Teluk Benoa didukung taipan Tomi Winata (TW). Tak heran jika polisi berkepentingan untuk mengambil muka pada TW dengan cara melemahkan gerakan anti reklamasi Teluk Benoa. Apalagi selama ini, TW dikenal sebagai “kasir” para petinggi polisi dan militer. Tak heran juga, purnawirawan militer yang berkomentar tentang anti reklamasi Teluk Benoa berkaitan dengan separatisme, adalah militer yang sudah memakan budi pemilik Artha Graha Grup.

TW, berkepentingan dengan reklamasi, berkaitan dengan bisnisnya di Pulau Dewata itu. TW memiliki sejumlah hotel, dan tempat pelesiran di Bali. Bahkan, pernah pertemuan Forum Pemred di Bali mendapat sokongan penuh TW. Jadi menghubungkan gerakan anti reklamasi Teluk Benoa, adalah agenda bersama pengusaha dan aparat. Lalu kenapa Said Aqil Siradj yang selama ini dihormati mau menerjunkan diri dalam bisnis kotor seperti ini? Wallahua’lam. (indonesiapolicy)

Baca Juga:

Hadi Joban: Saya Bukan Aktivis Syiah

Hadi Joban vs Said Aqil Siradj : Saat Pejuang Kemanusiaan Dikriminalisasikan

Aktivis Hadi Joban: Gua Pasti Lawan Penindasan!