Features: “Tesesat” ke Kampung Halaman Tan Malaka, Pahlawan yang tetap Kesepian

Justru di tanah airnya sendiri, nilai-nilai perjuangannya justru dikubur. Berdasarkan keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Sukarno 28 Maret 1963 menetapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang pahlawan kemerdekaan Nasional.

Namun, sejak era Orde Baru, namanya dihapus dalam pelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah walau gelar pahlawan nasional itu tidak pernah dicabut. Sebuah kebodohan rezim Orde Baru yang menganggap Tan Malaka sebagai tokoh partai yang dituduh terlibat pemberontakan beberapa kali. Dan kebodohan itu yang membuat Tan Malaka digelari “pahlawan yang terlupakan”, ada juga yang menyebutnya pahlawan yang kesepian.

Baca Juga :  Verry Mulyadi Apresiasi Gelaran Liga Santri 2022 Korem 032/Wirabraja

Itulah Tan Malaka yang namnya aslinya Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka. lelaki yang ingga akhir hayatnya tidak penah menikah, tetapi ia mengakui pernah 3 kali jatuh cinta, yaitu di Belanda, Filipina, dan Indonesia.

Di Belanda, Tan Malaka dikabarkan pernah menjalin hubungan dengan gadis Belanda bernama Fenny Struyvenberg, mahasiswa kedokteran yang kerap berdatang ke rumah kost-nya. Sementara di Filipina, ada seorang gadis bernama Carmen, puteri bekas pemberontak di Filipina dan rektor Universitas Manila.