Jokowi adalah “bagai mencabut rambut dari tepung.”

Opini3 Views

kabarin.co – Aksi dua juta ummat Islam Jumat pekan lalu (4/11), sampai hari ini masih meresahkan Presiden Jokowi. Gara-gara info bahwa pendemo hanya 15 ribu sampai 30 ribu orang, Jokowi salah langkah. Presiden yang selalu blusukan (menemui rakyat), pada saat yang penting, ketika rakyat menemui malah kabur. Padahal kalau info yang diterima Jokowi benar, dia bisa mengambil langkah yang benar dengan kesempatan yang pas, dan tak dibully hingga kini.

Gara-gara aksi 411, Jokowi, kini harus keliling mendatangi organisasi-organisasi massa Islam, mengundang belasan ormas Islam, kunjungan kepada ulama di Banten dan JawaBarat, hadir dalam pertemuan perwira Polri, dan bertemu dengan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. Semua itu dilakukan untuk mencairkan situasi yang tidak enak dan memojokkan Jokowi. Seorang politisi yang simpati pada Jokowi, yang kini dilakukan Jokowi adalah “bagai mencabut rambut dari tepung.”

Artinya, Jokowi ingin keluar dari persoalan yang membelitnya kini, tapi tidak mau menyakiti banyak orang. Peristiwa penistaan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang kini masih dalam proses penyidikan di Mabes Polri, bagi Jokowi merupakan tamparan. Dia benar-benar harus hati-hati dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

Jokowi berharap Polri benar-benar profesional, mengusut kasus penistaan agama oleh Ahok. Selama ini dalam kasus penistaan Agama, tak ada seorang tersangkapun lolos dari hukuman. Bahkan vonis hukumannyapun cenderung maksimal sesuai ancaman hukuman. Nah, jika polisi “main-main” dalam mengusut kasus ini, pertaruhannya adalah jabatan Jokowi. Paling tidak, rencana akan mengajukan diri jadi Presiden periode ke dua, 2019 nanti bisa terhambat.

Pihak yang polos, berharap Ahok bisa segera ditahan. Namun, bagi yang politis, berharap, Ahok lolos dari lubang jarum dan dinyatakan tak bersalah menista Al-Qur’an Surat Al-Ma’idah ayat 51 itu. Dengan demikian, tujuan menggoyang Jokowi lebih mudah tercapai. Jokowi bisa dirongrong terus-terusan oleh aksi massa yang akan terus semakin membesar. Apalagi setelah aksi massa 411, tengah dirancang aksi 25 November 2016. Massa dari aksi 25/11 bakal lebih banyak massa sebelumnya. Mengingat aksi massa 411 terbilang sukses menyatukan berbagai kelompok umat Islam. (indonesiapolicy.com)

Baca Juga:

PKB: Pemerintah Harus Adil dalam Kasus Ahok

Ketua Umum HMI: Alumnus yang Melaporkan SBY ke Bareskrim Aktif di PDIP