Didi Kempot Dan Musik Campursari

Campursari menjadi kendaraan imajinasi dalam usaha merayakan kesedihan. Lebih lanjut dikatakan Fauzanafi bahwa sensibilia ambyar di sini bukan semata-mata dipicu oleh syair lagu-lagu Didi Kempot yang memang menceritakan mengenai seorang lelaki yang kehilangan kekasih, lelaki yang rindu karena sang terkasih berada di tempat yang jauh, atau lelaki yang terluka hatinya karena ditinggal sang kekasih.

Baca Juga :  1 Tahun Jalan Tol Padang-Pekanbaru, Mangkrak!

Lebih jauh dari itu, dipicu oleh suara, bunyi, atau musik yang tertangkap indera pendengaran lalu memicu koneksi dengan indera lain (tubuh) dan memori. Sebab tidak semua penikmat lagu Didi Kempot sebenarnya benar-benar kehilangan atau rindu pada sang kekasih; sebagian hanya “merasa kehilangan sesuatu” tanpa ada yang benar-benar hilang. Perasaan kehilangan ini yang kemudian menyatukan para penggemar Didi Kempot untuk berjoget dan bernyanyi bersama melaras kesedihan.

Baca Juga :  Sukses Dihelat, Tak Heran Ini Juara Umum MTQ Tingkat Sumbar 

Dalam hal ini, aksi strategis dan taktis dari aksi mencipta suara dan sentimen berusaha mencari rekognisi sebuah “komunitas estetis”, dan relasi sosial yang terbentuk sekitar dan atau oleh rasa sedih karena kehilangan yang dicintai.