“Kondisi sekarang dengan holdiingnya Semen Padang dibawah Semen Indonesia, justru “babaliak panabangan”. Perputaran belanja disana saat ini sangat lesu. Seperti Pasar Indarung yang lengang dengan pembeli, Pasar Bandar Buat tak lagi seramai dahulu. Kemudian warung kopi, pedagang gorengan, warung sembako, warung kelontong kondisinya memiriskan. Bahkan warung nasi sekitar pabrik tak laku lagi,” sebutnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade saat Rapat Dengar Pendapat dengan Direksi PT Semen Indonesia beserta jajaran mempertanyakan market share Semen Indonesia Group yang terus menurun.
Meskipun masih memimpin pasar persemenan nasional, namun market share atau pangsa pasarnya sejak 2019 hingga kini terus turun, sampai angka 52 persen. Bahkan, kini hanya tinggal 48 persen.
“Bahkan utilitas pabrik Semen Indonesia hanya 40%. Ini ada Dirut Semen Padang bisa dicek, dari lima pabrik Semen Padang hanya Indarung 5 dan 6 yang aktif. Semen Gresik, dari 4 pabrik hanya 2 yang beroperasi, bahkan pabrik di Rembang itu stop produksi. Semen Tonasa dari empat pabrik, 2 di antaranya stop,” ujar Andre yang juga Ketua DPD Gerindra Sumbar ini.