Anehnya kata Andre, saat Tonasa, Gresik, Padang mengalami penurunan penjualan besar-besaran dan utilitas pabriknya hanya 40%, utilitas SBI hampir 100%. “Menurut saya ini ada kebijakan yang salah dari pemasaran. Apa mungkin karena dari direktur marketing, VP, SVP, sampai manajer pemasaran ini orang SBI semua. Bahkan pemilihan sales manager di Sumatra orang SBI yang masuk,” sambungnya.
Andre Rosiade menekankan agar laporan kinerja SIG tidak hanya mentereng di atas kertas, tetapi juga harus teruji di lapangan. Dia juga meminta jajaran direksi SIG segera mengevaluasi kebijakan pemasaran agar tidak merugikan banyak pihak.
“Laporan di atas kertas EBITDA-nya bagus tapi pabrik hanya 40% utilitasnya. Saya minta ini perlu evaluasi menyeluruh. Kalau tidak dievaluasi tentu kami tidak ragu meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengevaluasi jajaran pemasaran Semen Indonesia. Saya mewakili Sumatra Barat, saya tidak rela pabrik Semen Padang jadi museum besi tua, karena kesalahan kebijakan dan ketidakmampuan manajemen,” ingat Andre Rosiade.(pp)