Zimbabwe dan Angola terjebak dalam hutang (Debt-trap) yang diberikan China baik itu pinjaman melalui kerja sama Pemerintah China maupun sektor privat yang berafiliasi dengan China. Ekonomi Zimbabwe dan Angola dikuasai oleh China karena hutang yang tinggi kepada China untuk pembangunan infrastruktur besar-besaran dan juga akibat banyak mengimpor produk-produk dari China. Kondisi ini bisa terjadi karena kuatnya pengaruh para taipan China overseas pada birokrasi negara tersebut dalam perjanjian kerjasama perdagangan dengan Pemerintah China.
Akibat hutang senilai US$40 juta yang tidak terbayar maka pada tanggal 1 Januari 2016 Pemerintah Zimbabwe harus menggunakan mata uang China sebagai ganti dari penghapusan hutangnya kepada China. Zimbabwe terpaksa meminjam dari China, baik melalui bank Pemerintah China ataupun melalui sektor publik-privat China, karena sudah diisolasi oleh negara-negara Barat yang menuduh telah terjadi pelanggaran HAM di negara tersebut.
Dalam waktu singkat hanya 9 tahun, Zimbabwe ditaklukkan oleh Yuan.