Opini  

Mengejar Infrastruktur, Melepas Kedaulatan Rakyat

Itulah mengapa pendekatan China untuk kebijakan pinjaman dapat diterima oleh birokrasi di negara-negara Afrika yang masih tinggi korupsinya. Tentu saja pendekatan bilateral seperti itu membuat jengkel AS sehingga menyebut China, yang terungkap dalam bocoran Wikileaks, sebagai ”pesaing ekonomi yang sangat agresif dan merusak, tanpa moral”.

Selain strategi pendekatan, China juga menerapkan strategi investasi yang agresif di Afrika. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa Afrika membutuhkan dana investasi 93 miliar dollar AS per tahun selama 10 tahun ke depan untuk infrastruktur. China mengambil peluang itu lewat kerja sama dengan beberapa pemerintah di Afrika. Para taipan baik yang merupakan WN China ataupun yang sudah menjadi warga negara Afrika (China Overseas) dihimpun untuk melakukan banyak investasi di bidang infrastruktur jalan, pengadaan air bersih, listrik, hingga sektor kebutuhan dasar.

Baca Juga :  Rupiah Dibuka Anjlok 15 Poin ke Level Rp 13.928 per USD

Tugas taipan China overseas ini agar dapat menjalankan bisnis di negara-negara Afrika sesuai kepentingan ekonomi China adalah melakukan pendekatan pada elit birokrasi. Salah satunya adalah Sam Pa, pemilik Sonagol – perusahaan pemegang izin eksplorasi minyak dan gas di Republik Angola, yang memiliki kewarganegaraan ganda yakni Inggris dan Angola. Sam Pa adalah kunci yang membuka pintu hubungan China dengan negara-negara Afrika. Sam Pa memberikan fee pada birokrasi Angola untuk menjalankan diplomasi minyak. Maka tidak heran bagi Sam Pa, untuk menggaet kontrak-kontrak migas dengan nilai jumbo yang berasal dari Angola.