Menurut Dr. Warsito frekuensi alat ECCT dirancang untuk menghasilkan medan listrik agar terjadi interaksi melalui mekanisme polarisasi listrik statis pada tingkat mikrotubula pada inti sel untuk mempengaruhi distribusi medan listrik pada tingkat molekuler inti sel kanker sehingga bisa mengacaukan pembelahan sel dan mendorong sel kanker melakukan self-destruction (bunuh diri).
Hasil penelitian pada tikus di UGM menunjukkan proses kematian sel kanker yang berbeda-beda yang secara umum dikelompokkan menjadi tiga: 1. Proses lysis (luruh) yang ditandai dengan nodul tumor yang berangsur-angsur mengecil hingga hilang; 2. Proses detachment (lepas) yang ditandai dengan proses nodul tumor yang berangsur-angsur menghitam, mengering dan lepas dari posisinya meninggalkan luka terbuka yang kemudian berangsur-angsur mengering dan menutup dengan sendirinya; 3. Proses kistik yang ditandai dengan nodul padat yang berubah menjadi kista cair (nekrosis) dengan volume yang cenderung membesar tetapi melunak/mencair. Firman menjelaskan bahwa proses kematian sel kanker seperti ini bisa terjadi karena ECCT bekerja selaras dengan aktifitas sistem imunitas tubuh pada tikus, sehingga kematian yang terjadi berlangsung secara alamiah.