Dr. Sahudi dalam disertasinya di Fakultas Kedokteran Unair tahun 2015 yang berjudul “Mekanisme Kematian Sel Akibat Pajanan Medan Listrik Energi Lemah dengan Frekuensi Menengah” menjelaskan bahwa kematian sel kanker akibat pajanan ECCT bisa melalui berbagai skenario antara lain apoptosis (lysis), nekrosis atau pun slow-death (kematian secara perlahan). Riset yang dilakukan di Unair ini untuk pertama kali mengungkap proses kematian sel kanker yang terjadi secara alamiah pada tikus didorong oleh pajanan medan listrik.
Warsito menjelaskan bahwa medan listrik yang dihasilkan oleh alat ECCT berinteraksi dengan listrik statis yang mengalami polarisasi cukup tinggi pada molekul mikrotubula di dalam sel kanker yang sedang membelah. Mikrotubula adalah benang-benang serabut yang disebut spindle yang bekerja sangat intens selama proses pembelahan sel untuk memisahkan kromosom yang telah mengalami duplikasi menuju ke kedua kutub sel untuk membentuk dua inti sel yang identik. Mikrotubula adalah struktur makromolekul yang disusun oleh gabungan senyawa yang lebih kecil yang disebut tubulin dimer yang tersambung satu dengan yang lainnya secara ikatan listrik statis; akibatnya secara kimiawi strukturnya relatif stabil tetapi secara fisika mudah rusak oleh pengaruh medan listrik dari luar.