Ismail menyarankan bahwa kajian mendalam dan sosialisasi melibatkan berbagai pihak, termasuk orang tua, sangat dibutuhkan.
Tanpa dukungan yang luas dari masyarakat, implementasi aturan ini berisiko menimbulkan protes dari berbagai kalangan.
Selain itu, Ismail mengungkapkan bahwa kurikulum literasi digital harus mengajarkan anak-anak cara bijak dalam menggunakan media sosial.
Orang tua juga harus terlibat aktif dalam membimbing anak-anak agar lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi.
Dengan adanya kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat, literasi digital akan lebih mudah diterima oleh anak-anak, serta membentuk kebiasaan yang sehat dalam penggunaan media sosial.
Untuk menggantikan waktu bermain dengan gadget, Ismail juga menyarankan agar anak-anak diberikan alternatif kegiatan yang lebih sehat, seperti permainan tradisional.
Untuk itu, kebijakan pendidikan yang terstruktur sangat penting untuk menciptakan generasi yang cerdas dan bijak dalam dunia digital.
Ismail berharap, melalui pendekatan kolaboratif dan dukungan publik, kebijakan yang berpihak pada kepentingan anak dapat segera terwujud. (***)